Kapanlagi.com - Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan fungsional, merupakan peluang yang tak boleh disiakan, termasuk minuman kesehatan, di mana berbagai produk minuman kesehatan dijajakan di pasar, membuat konsumen bingung memilih, apakah minuman tersebut benar-benar terbuat dari bahan alami atau bahan kimia berbahaya.
Melihat kondisi ini Sedarnawati Yasni dan Hanny Dulimarta, peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat terobosan minuman kesehatan yang dikenal dengan Cinna-ale (jahe), demikian dijelaskan oleh Kepala Humas IPB, drh Agus Lelana di Bogor, Selasa.
"Minuman kesehatan ini terdiri dari rempah-rempah asli Indonesia," katanya dan menambahkan bahwa ramuan Kayu Manis dan jahe (Cinna-Ale) hasil penelitian itu berpotensi sebagai Antioksidan dan Antimikroba
Bahan yang diambil dari bumi Indonesia ini memiliki karakteristik warna merah, aroma dan rasa yang khas. Nama Cinna-ale berasal dari nama latin kayu manis (Cinnamomum burmannii) dan jahe (Zingiber officinale).
Selain mengembangkan produk Cinna Aale, kedua Dosen Departemen Teknologi Pangan dan Teknologi Industri IPB ini, juga meneliti aspek komponen aktif, aktivitas antioksidan dan antimikrobanya.
Cinna-Ale terdiri dari campuran 17 macam rempah-rempah, yaitu jahe, kayu secang, cabai jawa, kayu manis, sereh, lada putih, lada hitam, daun pandan, cengkeh, kembang pala, adas manis, kapulaga besar, kapulaga kecil, jintan hitam, pekak dan kayu mesoyi.
Secara umum proses pembuatan Cinna-ale meliputi penyiapan bahan baku, ekstraksi, penyaringan, dekantasi (pengendapan), pembotolan, dan sterilisasi.
Komponen aktif yang dikandung oleh minyak atsiri formula Cinna-ale diantaranya ialah trans-kariofilena, eugenol, miristin, N-terpinena, 1,8-sineol, terpineol, Z-sitral, geranial, 3-karena, 1-limonena, dan N-pinena.
Kesebelas komponen yang terdeteksi tersebut sangat berperan bagi kesehatan tubuh manusia, yaitu dapat mencegah masuk angin, batuk, influensa, rematik, muntah-muntah, memperlancar pencernaan, mengurangi keletihan tubuh dan sebagai antidiare.
Di samping itu, Cinna-ale berpotensi besar sebagai antioksidan alami.
Aktivitas antioksidan minyak atsiri formula Cinna Ale yang terukur IC50 = 56.70. Aktivitas antioksidan Cina ale ini lebih besar dibandingkan dengan aktivitas antioksidan sintetik butylated hydroxytoluene (BHT), yaitu IC50 = 60.81.
Antioksidan dapat berfungsi untuk menangkal radikal bebas, membentuk kompleks dengan logam pro-oksidan, bahan pereduksi dan memutuskan formulasi oksigen singlet sehingga melindungi tubuh dari penyakit degeneratif seperti kanker, penyakit jantung koroner, dan diabetes.
Hal ini dibuktikan dari hasil uji in vivo dengan menggunakan tikus Sprague Dawley jantan. Minuman kesehatan Cinna-ale 10% (w/v) dengan pH 5.74 dan total padatan terlarut 3.830Brix cukup efektif, menurunkan kadar kolesteraol serum darah pada dosis 1 ml/hari.
Aktivitas antimikroba minyak atsiri ini terhadap mikroba perusak dan patogen menunjukkan bahwa Cinna-ale memiliki kemampuan mengawetkan, sehingga tidak perlu lagi menambahkan bahan pengawet dan mencegah terjadinya keracunan makanan.
Hal ini terlihat dari aktivitas antimikrobnya yang sangat peka menghambat pertumbuhan Salmonella thypii (bakteri Gram negatif penyebab tipus), Bacillus cereus, dan Staphilococcus aureus (bakteri Gram positif penyebab gangguan pencernaan).
Keunggulan Teknologi Cinna-ale dapat dikonsumsi dalam keadaan panas, hangat, ataupun dingin dengan efek hangat di badan yang tetap dapat dirasakan. Cinna-ale tersebut dibuat dari bahan-bahan alami yang terrdiri atas rempah-rempah asli Indonesia, memiliki rasa yang disukai dan daya awet yang cukup baik.
Cinna Ale juga memiliki khasiat untuk kesehatan tubuh terutama mencegah masuk angin, batuk, influensa, rematik, muntah-muntah, melancarkan pencernaan, mengurangi keletihan tubuh, dan sebagai antidiare.
Selain itu, minuman ini bisa mencegah terjadinya oksidasi di dalam tubuh manusia, sehingga dapat melindungi tubuh dari penyakit degeneratif seperti kanker, penyakit jantung koroner, dan diabetes.
Produk Cinna-ale merupakan upaya dalam diversifikasi produk rempah-rempah, harganya dapat bersaing dengan minuman lain yang sudah ada di pasaran. Produk ini juga akan mendukung peningkatan citra produk pangan tradisional Indonesia.
Saat ini baru dikembangkan Cinna-ale instan dengan teknik spray dying dengan kadar formula 10 persen (w/v) dan bahan pengisi maltodekstrin 5 persen (b/v), serta total padatan terlarut berkisar antara 3.03 -3.750Brix.
"Temuan dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa bahan-bahan alami dari tumbuhan di Indonesia harus terus dikembangkan karena ternyata punya manfaat secara luas bagi masyarakat," demikian Agus Lelana. (antara/rita)
No comments:
Post a Comment